Selasa, 31 Agustus 2010

Patutkah Aku Mengeluh??


Post by. tutup-kaca

Saya teringat pengalaman waktu lalu, waktu saya belum menerima kebutaan sebagai Berkat Tuhan. Karena sering mengalami hal-hal yang saya anggap menyakitkan baik fisik maupun mental dari minimnya ketajaman mata ini (yang sebenarnya hadiah dari Tuhan juga ), maka saya sering "protes" kepadaNya dan diiringi dengan keluhan pada diri sendiri dan hidup.

Hingga pada suatu hari Tuhan mengirimkan seseorang yang menyadarkan pada saya, betapa saya harus banyak bersukur, betapa saya tak pantas untuk mengeluh. Dia seorang perempuan 21 Tahun, sebut saja namanya "Bela" (bukan nama asli ). Bela datang pada saya bersama suster pedampingnya untuk belajar huruf braille. Yang membuat saya merasa kecil dan harus bersyukur adalah; Bela (akibat kecelakaan) bukan hanya buta, ia juga pengguna kursi roda, kedua tangannya baal
(saya lupa istilah kedokterannya, semacam kehilangan rasa bila memegang sesuatu benda). Padahal syarat utama untuk mengenal huruf timbul itu adalah kepekaan jari-jari kita. namun demikian, semangatnya untuk belajar huruf braille melebihi kekerasan baja sekalipun.

Beberapa bulan kemudian, Ibunda Bela datang kepada saya dan menceritakan semangat Bela sambil menitikan air matanya. "Ibu tak melarang dia terus belajar huruf Braille, tapi Ibu tak sampai hati melihat caranya belajar", begitulah kata Ibu Bela yang saya ingat. "memangnya bagaimana cara dia belajar Bu", tanya saya.

Ibu Bela bercerita bahwa dia sering melihat Bela dikamarnya sedang menciumi kertas timbul. Mula-mula Ibu Bela menyangka bahwa Bela sedang membaui kertas itu. Kebiasaan itu berlangsung beberapa hari, hingga akhirnya Ibu Bela mengetahuinya. "Karena Bela sulit sekali menggunakan jarinya untuk belajar huruf braille, maka dia menggunakan bibirnya sebagai alat peraba", Ibu Bela menjelaskan sambil terbata-bata.

Sungguh perempuan yang luar biasa. Saya malu pada Bela, pada diri sendiri dan Tuhan. Dalam keadaan yang semacam itu, Bela tak pernah mengeluh. Bahkan dia sering berkumpul dengan teman-teman berkursi rodanya dibeberapa rumah makan. Dia menjalani hidup dengan penuh sahaja. "Patutkah saya mengeluh", dalam hati saya. Saya masih ada kaki yang dapat berjalan, masih ada jari-jemari yang dapat membaca huruf braillle, masih dapat menuliskan dan mengirimkan email ini secara mandiri.

Teman-teman tercinta, kita akan segera keluar dari "perasaan" sengsara, mederita, sakit dlll, bila kita bisa bersyukur. bisa menerima diri kita apa adanya. Semoga demikianlah juga teman-teman semua. Jadi, bila teman-teman kesulitan untuk mengerti dan memahami sebuah buku setelah membacanya, janganlah mengeluh. Teruslah bersuyukur, karena masih ada seorang teman milis seperti saya yang untuk membaca buku saja harus melampaui beberapa tahapan;
(1)Buku dalam bentuk hard-copy discaning menjadi soft-file. hal ini bisa berlangsung berhari-hari, tergantung tebal tipisnya halaman.
(2) Setelah di edit di komputer, dokumen tadi di conversi kedalam huruf braille.
(3) Tahap akhir dicetak dengan embosser (printer braille) dengan menggunakan kertas yang ketebalannya minimal 120gram.

Apa pun yang menimpa kondisimu saat ini, tak menjadi masalah. Ketika engkau terbangun dari tidurmu, syukurilah, karena engkau masih dapat melihat indahnya warna-warni hiasan dan benda dikamarmu. Ingatlah saat yang sama teman-teman kita di Mitranetra, mereka tetap tersenyum walaupun seumur hidup mereka (beberapa orang) tak pernah melihat seberkas cahaya sekalipun dan tak pernah mengenal warna-warni seperti anda semua.

Teman-teman, Cintailah dirimu sendiri, yang ada padamu sekarang, adalah yang terbaik dalam rancanganNya, salam

Irwan Dwi Kustanto Direktur Yayasan Mitra Netra

LUCU YA...!!

Lucu ya
Uang Rp.20000 kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid,
tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.

Lucu ya
45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir,
tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan sepak bola.

Lucu ya
Betapa lamanya 2 jam berada di masjid,
tapi betapa cepatnya berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop.

Lucu ya
Susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau shalat,
tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman.

Lucu ya
Betapa serunya perpanjangan waktu pertandingan bola favorit kita,
tapi betapa bosannya bila imam shalat tarawih kelamaan.

Lucu ya
Susah banget baca Qur’an 1 juz 1 hari aja,
tapi novel best seller 100 halaman pun habis dilalap.

Lucu ya
Orang-orang berebut paling depan untuk nonton bola apalagi konser,
tapi berebut shaff paling belakang bila jum’atan agar bisa cepat keluar.

Lucu ya
Kita perlu undangan 3-4 minggu sebelumnya agar bisa disiapkan di agenda kita,
tapi untuk acara lain jadwal kita gampang diubah seketika.

Lucu ya
Susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah,
tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gosip.

Lucu ya
Kita begitu percaya apa yang dikatakan koran,
tapi kita sering mempertanyaka apa yang dikatakan Qur’an.

Lucu ya
Semua orang ingin masuk surga tanpa harus beriman , berdakwah dan berjihad atau melakukan apa apa.

Lucu ya
Kita ngakunya Umat Muhammad, tapi idolanya david beckham.

Lucu ya
Pake baju koko berpeci atau jilbab panjang bergamis, kok malu,
tapi pake baju gaul funk-kis n sobek lagich , tanpa ragu ragu

SEBELUM KAMU MENGELUH

  1. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali
  2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
  3. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
  4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.
  5. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda. Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup
  6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat
  7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul
  8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan
  9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan
  10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
  11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,
  12. Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !
  13. Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu
  14. Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan
  15. Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
    Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya,
  16. It's true you don't know what you've got until it's gone, but it's
    also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!

sumber : www.iloveblue.com

AKU MENANGIS UNTUK ADIKKU 6 KALI

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil.

Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.:

"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.

Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan :

"Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!".

Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata :

"Ayah, aku yang melakukannya! ".

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi,:

"Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!".

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata :

"Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11. Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut :

"Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas. Sambil berkata :

"Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?".

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata :

"Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya sambil berkata :

"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya?. Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!".

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata :

"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.".

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:

"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.".

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.

Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan :

" Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana !".

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, :

"Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"

Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? "

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku :

"Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. ..".

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan :

"Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.

Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23. Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum :

"Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..".

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.aku bertanya :

"Apakah itu sakit?".

"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti.

Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26. Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan :

"Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu :

"Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. :

"Pikirkan kakak ipar...ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah:

"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"

"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya :

"Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?".

Tanpa bahkan berpikir ia menjawab :

"Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat :

"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku akhirnya keluar juga :

"Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku."

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Posted by Dendi Septiadi

ARTI KEDUTAN DI MATA

Kadang-kadang kelopak mata kita berkedutan..dut..dut..dut.
Banyak yang bilang kalau kedutan di mata itu artinya ada orang yg sedang membicarakan diri kita.

Nah, ternyata, menurut kliping yang sudah saya simpan sejak 1982, kedutan di kelopak mata itu banyak maknanya, sesuai lokasi mata, kiri atau kanan, dan juga menurut waktunya.

Bagi sebagian orang, hal semacam ini adalah tahyul. Tapi kalau kita bicara bahwa tubuh kita adalah energi yang terhubung dengan energi seluruh isi alam semesta maka bisa saja energi dalam tubuh kita menerima sinyal dari energi lain yang frekwensinya sama. Dalam ilmu fisika ini disebut resonansi. Ketika energi pikiran seseorang bergetar tentang kita maka energi kitapun menangkap getaran itu dan diterjemahkan dalam berbagai bentuk. Dalam kesempatan ini saya sampaikan getaran yg diterjemahkan dalam kedutan di kelopak mata.

JAM SISI MAKNA
05.00-07.00 Kanan Akan mendapat untung
Kiri Akan kedatangan tamu
07.00-09.00 Kanan Akan mengalami kerugian
Kiri Akan menerima tamu dari jauh
09.00-11.00 Kanan Alamat tidak baik
Kiri Akan menerima makanan/minuman
11.00-13.00 Kanan Akan menerima kabar yang kurang baik
Kiri Akan menerima kabar yang menyenangkan
13.00-15.00 Kanan Akan kerugian kecil
Kiri Akan mendapat untung
15.00-17.00 Kanan Dikenang-kenang orang
Kiri Tidak ada maknanya
17.00-19.00 Kanan Akan ada sanak keluarga datang
Kiri Akan kedatangan tamu
19.00-21.00 Kanan Akan menerima nasihat
Kiri Dikenang-kenang orang
21.00-23.00 Kanan Akan ada kabar kurang baik
Kiri Akan bertemu orang mulia.

Posted by Aris Widyastana
Sumber: Kalender Bali susunan Bangbang Gede Rawi, edisi tahun 1982

EMANSIPASI PRIA, ANTARA AKU, TUHANKU, DAN ISTRIKU

Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."

Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut, terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci.
Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak.

Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya.

Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon.
Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.

Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih ada'pekerjaan- pekerjaan kecil lainnya' yang harus dikerjakan.

Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi."

Tuhan menjawab:

"Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."

Posted By Andi Sastrawan


MENGINTIP NAKALNYA CINTA

"..Lihatlah dan engkau pun pasti pernah atau bahkan sedang merasakan nakalnya cinta. Ia mengetuk pintu air mata. Jadilah mata berkaca dan tetesan bening pun berlinang menyusurupi pipi. Pun, tak ada tangan lembut yang menyeka.."

Kembali pena ini hadirkan tentang cinta karena ia menyusup dalam kehidupan tanpa meminta dan dipinta. Cinta memberikan warna dalam kanvas kehidupan walaupun manusia belum memahami makna kehidupan itu sendiri. Cinta memberi bekas dalam hidup. Kadang bekas itu berupa luka maupun dentuman bahagia. Tanpa sadar harus dan telah memilih, manusia bisa menjadi digdaya atau bahkan gila karena cinta. Maka, bukankah hanya kepada Pemilik dan Penganugerah Cinta lah kita pasrahkan jiwa??

Kenakalan Cinta. . .

Cinta itu nakal. Lincah, pula. Dibuatnya bayi menangis, menjerit dan berteriak hanya untuk menggapai susu sang ibu.

Cinta itu nakal. Lihatlah disana. Betapa banyak anak gadis tersihir rayuan gombal cinta dari lelaki. Betapa banyak anak lelaki ingusan harus berlagak pahlawan di depan wanita yang dicinta. Ia harus tersulap dan bertopeng menjadi laki-laki bijaksana nan arif. Penampilan pun berubah baik dari pakaian, parfum dan gaya berjalan hanya untuk sekedar menepati janji pertemuan dengan si dia.

Sungguh nakal cinta itu. Lihatlah si kaya memiskinkan diri agar meraih kenikmatan sesaat dengan kekasih hati yang tak sah secara syar’i. Lihatlah pula si miskin, ia mengkayakan dirinya agar terlihat “wah” di depan sang pujaan. Para wanita pun dibuat nakal oleh cinta. Jadilah mereka tak bermalu. Jadilah mereka begitu mudah terayu. Jadilah mereka diobral. Secara sadar atau tidak, mereka mengatasnamakan cinta sejati. Mereka rela berkorban segalanya demi pria yang dikasihi.

Nakalnya cinta. Atas namanya lah seorang muda-mudi berzina. Mereka robohkan keimanan dan kehormatan diri.

Aiiiiiiiiiiih..

Karena kenakalan cinta, seorang suami kerap kali berbohong menutupi jati dirinya karena khawatir isterinya akan kecewa. Kekecewaan sang isteri adalah rasa sakit yang menyesakkan dadanya. Maka tak usah kaget ketika sang isteri baru tahu belakangan sang suami adalah koruptor..

Bisa jadi sang suami yang begitu baik, santun dan penuh kasih itu ternyata seorang berdarah dingin yang bisa membunuh ratusan orang dengan kesadisannya.

Demi kebahagiaan sang anak, atas nama cintalah orang tua harus bermaksiat kepada Allah. Jadilah ayah seorang pencuri. Jadilah ia pemakan riba. Jadilah ia pendusta. Jadilah ia menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.

Aduhai. .

Nakalnya cinta. Ia hadir dan bereaksi dalam jiwa dan membuat letupan-letupan makna yang kerap mengejutkan. Dan jiwa pun tak sadar kapan ia bergemuruh di langit hati. .

Terlalu banyak manusia yang menjadi korban kenakalan cinta. Bertumpuk-tumpuk novel-novel picisan menglamorkan kisah para korban cinta itu dalam adegan-adegan heroik. Padahal siapaun tahu kalau adegan tersebut adalah kecelakaan yang menonjok jiwa sekaligus menumbuhkan dosa.

“dijadikanlah indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)..”[1]


Mendayung Hati di Telaga Cinta Sejati. .

Adalah Allah azza wajalla telah selipkan teori mengakali cinta dalam lengkap, agung dan paripurnanya ajaran islam sebagai risalah langit. Hanya islam lah yang mampu jelmakan cinta menjadi anugerah. Hanya islamlah yang mampu menempatkan cinta pada rel yang sebenarnya.

Untukmu saudaraku,

Untukmu saudariku,

Sekiranya cinta tidak ditundukkan dan di akali maka ia lah yang akan mengakali jiwa yang menjadi tempatnya ber-inang. Setelah itu, ia akan mendikte pikiran. Ia akan membodohi diri. Lalu ia akan menghentakkan anggota badan untuk memperagakan kemaksiatan. Tak lah bisa selanjutnya dibedakan hitam dan putih sehingga menubruk dosa yang mengkaratkan hati.

Menundukkan cinta sama lah artinya dengan membangun ketundukan dengan penuh kepatuhan dan penyerahan diri terhadap Sang Penganugerah cinta itu sendiri. Dialah Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahiem.

Dialah yang menciptakan langit tanpa tiang penyangga. Dialah Allah yang menjadikan malam bertabur gemerlapnya bintang dan memoles langit malam dengan kemuning rembulan. Dialah Allah yang menerbitkan mentari di ufuk timur lalu disambut kicauan burung-burung. Beberapa waktu kemudian datanglah hangatnya waktu dhuha seiring keringnya embun di dedaunan.

Dialah Allah yang membenamkan mentari dengan warna mewah memerah. Telah tiba saatnya hewan-hewan kembali ke sarangya. Telah tiba saatnya adzan berkumandang.
Dialah Allah yang mentakdirkan kemarau datang bertandang. Setelah itu datang lah musim hujan. Allah lah yang menyiramkan air ke bagian permukaan bumi yang Dia kehendaki. Basah lah bumi itu. Dialah Allah yang menguncupkan dedaunan muda dan menghijau sejuk dipandang.

Dialah Allah yang menghembuskan udara yang mengalir diantara langit dan bumi. Sementara burung-burung mengepakkan sayapanya sambil berpurtar-putar di udara. Dialah Allah yang menggerakkan awan menyusuri langit biru.

Dialah Allah yang mengabulkan seluruh do’a hambanya. Dia anugerahkan dan membagikan rizki. Dialah Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang melebihi kasih sayang seorang ibu yang bercucur mata karena begitu cinta kepada sang anak.

Dialah yang menjadikan surga dan kenikmatannya teruntuk orang-orang yang bertauhid dengan benar. Pula Dia sediakan neraka dan adzabnya bagi kaum yang ingkar lagi kufur.

Allah lah pula yang menurunkkan agama yang mulia melalui malaikat yang mulia dengan kitab yang paling mulia kepada seorang manusia yang paling mulia. Dialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat cinta kepada umatnya. Amat menginginkan kita masuk surga dan terhindar dari adzab neraka. Dialah lelaki yang selalu mencintai dan selalu dicintai.

Maka dari itu, Allah dan Rasul-Nya lah menjadi muaranya cinta. . .


Ada Allah Tempat Adukan Rasa. .

Ibarat koin, cinta itu bermuka dua. Ia bisa mendatangkan bahagia dan pula penghias jiwa. Namun di sisi yang lain, ia bisa guncangkan derita. Kerapkali jiwa dibuatnya merana. Kerap kali ia goreskan luka. Terlalu sering diundangnya duka di hati. Jadilah hati berkarat dosa nan menanggung derita.

Lihatlah dan engkau pun pasti pernah atau bahkan sedang merasakan nakalnya cinta. Ia mengetuk pintu air mata. Jadilah mata berkaca dan tetesan bening pun berlinang menyusurupi pipi. Pun, tak ada tangan lembut yang menyeka.

Namun begitu, ada Allah tempat mengadu. Para pendahulu baik para nabi dan orang-orang shalih pun mengadukan kepada Allah terhadap peliknya masalah yang mereka hadapi. Mengadu yang bukan menggugat namun menumpahkan rasa dan menyemburatkan do’a penuh harap.

Adalah Yusuf ‘alaihissalam mengadukan rasa kepada Allah ketika dia harus digoda seorang wanita cantik dalam ruangan yang tertutup di istana raja. Nakalnya cinta tengah bereaksi hebat. Dan dengan keteguhan imannya, Yusuf ‘alaihissalam pun diselamatkan Allah dari maksiat yang menggoda hati dan menggelorakan nafsu. .

Subahanallah, dialah yang menolong hambanya. Dan memang kepadanya lah meminta pertolongan.

“iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’ien.”
“hanya kepada-Mu lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah kami pinta pertolongan”[2]


Saatnya Mengakali Nakalnya Cinta. . .

Telah tiba saatnya seorang balita harus berhenti diberikan ASI. Namun ketika ia masih ketagihan, seorang ibu harus mengakalinya. Entah harus memolesi jejamuan pahit di [maaf] puting susu atau dengan cara lain agar sang balita sedikit “kapok”.

Begitulah cinta. Harus pula diakali dan disiasati agar tak menguasai dinasti hati..
Kecintaan berlebih terhadap makanan dan minuman harus diakali dengan puasa sehingga tak rakus lagi mengejar nikmat perut semaunya.

Kecintaan berlebih terhadap syahwat akan menggelorakan nafsu. Diakalilah ia dengan menikah atau puasa bujang (shaumul ‘uzzab) bagi yang belum mampu berumah tangga. Lalu melunaklah nafsu yang bergejolak sehingga ia tak berlagak dan merusak. Tak terceburlah diri dalam dosa.

Senarai Harapan. .

Tetaplah berada pada kesadaran bahwa cinta itu sebagai penghias jiwa, bukan menguasai jiwa. Jadikanlah cinta itu indah sesuai dengan ketentuan agama yang mulia. Oleh karena itu, memahami islam dengan benar adalah kunci utamanya. Pelajari lah tauhid agar memebersihkan karat-karat hati.
Jadikanlah cinta sebagai alat memburu kebahagiaan hakiki. Hiasilah hati dengan cinta sejati yaitu cinta yang dikelola agar benar-benar bermuara dan berlabuh syahdu di dermaga cinta-Nya. Maka cinta lain akan tunduk dan mendahului kecintaan kepada Allah.

“pokok-pokok iman yang paling kuat adalah mencintai karena allah dan membenci karena Allah.” [3]



Tak usahlah bersikap jumawa untuk tidak berdo’a dan meminta pertolongan kepada Allah dalam berbagai masalah. Hanya dengan pertolongan Allah lah terselamatkan dari jerat-jerat cinta.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Ibnu Abbas:

“sekiranya engkau hendak pinta pertolongan, pintalah kepada Allah..” [4]


Akhirnyaaaa…

Cintailah siapapun, cintailah apapun selama cinta itu bermakna dan berguna untuk kehidupan dunia maupun kelak dihari kebangkitan. . .

Wallahu a’lam. Subahanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ila hailla anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. .


Penulis : Rufaidah Kiky & Fachrian Almer Akiera

Footnotes:

[1]. QS. Al-Imran: 14

[2]. QS. Al-Fatihah: 5

[3]. HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir, No. 11537; Ibnu Syaibah dalam Al-Iman, hlm. 110, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, No. 1728

[4]. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi IV : 667, oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak III : 623, Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawa-id VII : 189 dan Ahmad dalam Musnad-nya I : 293.